Daftar Isi:
Baik CAPM dan DDM adalah metode analisis portofolio sekuritas. Secara khusus, mereka digunakan untuk memperkirakan nilai efek ketika menilai suatu harga. Namun keduanya berbeda dalam hal penggunaan. CAPM terutama difokuskan pada evaluasi seluruh portofolio dengan menilai risiko dan hasil, sedangkan DDM difokuskan pada penilaian obligasi penghasil dividen saja.
CAPM
CAPM, yang merupakan singkatan dari model penetapan harga aset modal, membagi portofolio investor menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari satu, aset tanpa risiko, dan kelompok kedua terdiri dari portofolio semua aset berisiko. Yang terakhir disebut portofolio singgung. Juga diasumsikan bahwa semua investor memegang portofolio singgung yang sama. Tingkat risiko masing-masing aset dalam portofolio tangen setara dengan ko-variabilitas portofolio pasar. Ketika dua kelompok aset ini digabungkan, portofolio perbatasan dibuat. Selain itu, ada dua jenis risiko: risiko sistematis, yang tidak dapat didiversifikasi, dan risiko non-sistematis, yang dapat didiversifikasi dengan memegang portofolio perbatasan. Ini adalah keuntungan utama CAPM: Ini hanya mempertimbangkan risiko sistematis, yaitu risiko yang hanya terkait dengan pasar yang dimaksud.
Kerugian CAPM
CAPM memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah memberikan nilai pada tingkat pengembalian aset bebas risiko, tingkat pengembalian portofolio tangen serta premi risiko. Aset bebas risiko sering dalam bentuk obligasi pemerintah, tagihan atau wesel, yang sering dianggap berisiko sangat rendah. Imbal hasil dari sekuritas ini terus berubah ketika mendekati kedewasaan. Lebih jauh, pengembalian aset berisiko seperti saham bisa negatif jika jatuhnya harga saham lebih besar dari pada hasil dividen. Premi risiko juga bervariasi sesuai waktu. Sifat dinamis pasar dengan demikian memiliki kelemahan pada sifat statis CAPM.
DDM
DDM adalah singkatan dari model diskon dividen. Ini jauh lebih kompleks daripada CAPM karena hanya berfokus pada saham daripada seluruh portofolio investasi. Secara khusus, ini hanya difokuskan pada saham yang membayar dividen, yang cenderung berasal dari perusahaan yang stabil dan menguntungkan seperti blue chips. Ia menggunakan definisi nilai saham untuk menjadi dividen per saham saat ini, dibagi dengan tingkat diskonto dikurangi tingkat pertumbuhan dividen. Oleh karena itu menggunakan persepsi investor dan data pasar untuk menentukan nilai saham. Dengan demikian, model DDM menawarkan kemampuan untuk memperhitungkan harapan investor sambil menggunakan pilihan input dan variabel yang sangat sederhana.
Kekurangan DDM
Model DDM memiliki beberapa kelemahan. Kerugian utama adalah bahwa penilaian saham bisa sangat sensitif terhadap perubahan kecil pada input. Sedikit modifikasi dari tingkat diskonto investor dapat sangat memengaruhi nilai sekuritas. Selain itu, investor dapat terlalu mengandalkan model sebagai alat penilaian ketika masih secara teknis penduga dalam arti murni.